Dalam
pelaksanaan pembangkitan dan harmonisasi energi inti batu mulia
yang berhubungan dengan tubuh manusia di Bali khususnya, sangat
erat kaitannya dengan hukum koneksitas antara bhuana agung (makrokosmos)
dengan bhuana alit (mikrokosmos) tubuh manusia.
---------
PEMBAHASAN tersebut tak
bisa dilepaskan dengan (1) jenis batu yang akan diprogram atau
yang akan dibangkitkan energi intinya, (2) besar/kecil energi awal
batu, (3) sifat awal energi batu, (4) arah putaran energi batu,
(5) besar/kecil cakra tubuh si pemakai batu, (6) arah putaran atau
rotasi dari cakra tubuh si pemakai batu, (7) warna atau aura tubuh
si pemakai, (8) dewa-dewa serta senjatanya dari organ tubuh
manusia tersebut, dan (9) hari lahir, nama, neptu, bintang dari
orang tersebut.
Sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk membangkitkan atau memprogram batu itu adalah air
garam, dupa harum, kembang, dan satu ruang khusus yang steril dan
bagi yang agama Hindu dilengkapi dengan upakara.
Batu
Mirah
Suatu contoh, memprogram batu
mirah untuk pengobatan penyakit lemah syahwat.
Seorang pemrogram batu mulia mesti
mempersiapkan diri dengan matang dan mohon perkenan Tuhan untuk
memberkati pekerjaan tersebut. Dalam agama Hindu, dia
akan mempersiapkan diri yang pada
akhirnya ngrangsukan atau ngelinggihang dewa di awak atau memohon
agar dewa Siwa berkenan berstana pada dirinya melalui Siwa Dwara.
Tahap berikutnya, lihatlah jenis batu yang
akan diprogram. Bedakan jenis batu yang
akan diprogram apakah dia jenis batu mirah birma, apakah
siam, afrika, dll. Di Bali, orang kebanyakan menyukai batu mirah
birma dan ceylon.
Lalu, lihatlah dengan adnyana, apakah energi awal dari batu itu --
sedang, besar, atau terlalu kecil.
Umumnya, energi batu mirah cukup besar.
Perhatikanlah sifat awal energi itu, apakah kasar atau halus,
bersifat destruktif, konstruktif atau invasif.
Umumnya, energi batu mirah
cukup besar dan kasar tetapi konstruktif, gelombangnya cukup besar.
Langkah berikut, lihat pusaran
energinya, apakah ke kiri, ke kanan, vertikal, atau horizontal.
Kemudian lihat cakra tubuh orang yang akan
memakai batu itu, apakah terlalu besar, sedang, atau kecil.
Jika cakra tubuhnya sangat hipoaktif atau
pasif, khususnya di bagian cakra 1 (Muladara Cakra) dan cakra 2 (Svadhistana
Cakra), itu berarti lemah syahwat yang dideritanya salah satu
penyebabnya adalah energi cakra 1 dan dan cakra 2-nya sangat
minim. Maka,
sangatlah cocok batu mirah itu dibangkitkan energi intinya menjadi
maksimal dan terus dikoneksikan dengan cakra 1 dan 2 orang itu.
Mula-mula batu itu dibersihkan
dengan air garam dan diasapi dengan dupa harum untuk membersihkan
menyembuhkan dari energi awal batu itu.
Setelah itu ditulis atau di-rajah dengan jari tangan, didahului
dengan doa pada Tuhan, rajah dengan
jari tangan membentuk lingga dan yoni dengan mengucapkan password
tertentu.
Lihat putaran cakra orang yang akan
memakai batu itu, apakah hiperaktif, sedang atau hipoaktif.
Lihat pula warna atau aura dari cakra tubuh
orang itu -- gelap/kotor, sedang/terang, atau bersih.
Kalau kita sudah
memastikan semua hal itu, maka kita bikin energi batu mulia itu
harmonis dengan energi tubuh si pemakainya.
Rerajahan batu mirah adalah bang kara,
dewanya Brahma, neptunya 9. Energi permata
yang telah maksimal dimasukkan lewat hidung langsung ke hati,
terus digabung dengan Muladara Cakra. Setelah penggabungan
itu, Muladara Cakra yang awalnya bagi penderita lemah syahwat atau
impoten energinya sangat lemah akan
dipicu jadi maksimal dan akan otomatis mempengaruhi cakra seks.
Swadhistana Cakra yang awalnya lemah juga menjadi aktif dan
langsung dikunci dengan mudra penguncian bhuana alit. Setelah
penguncian, selama batu itu dipakai, maka akan
secara terus-menerus energinya bersinergi dengan cakra Muladara
dan Swadhistana guna melakukan pengobatan terhadap organ-organ
yang bermasalah tersebut.
Batu
Zamrud
Contoh berikut adalah
memprogram batu zamrud untuk kepentingan karier dan kekuasaan.
Zaman dulu, seorang raja mempertahankan
kejayaan kerajaannya dengan menggunakan batu zamrud.
Batu zamrud, di antaranya,
dapat dipergunakan untuk memperbesar kekuasaan, membawa
keberuntungan, pandai bicara dan diplomatis.
Cara memprogramnya, pemrogram
mempersiapkan diri dan mohon perkenan Tuhan.
Dalam agama Hindu, dia akan ngrangsukan
atau ngelinggihang dewa di awak atau memohon agar Dewa Siwa
berkenan berstana pada dirinya melalui Siwa Dwara. Selanjutnya,
lihat jenis batu yang akan diprogram.
Lihat dengan adnyana, apakah energi awal dari
batu itu sedang, besar, atau kecil.
Umumnya, energi zamrud lembut dan berwibawa.
Perhatikan sifat awal energi itu -- kasar atau
halus, bersifat destruktif, konstruktif atau invasif.
Umumnya, energi zamrud
cukup harmonis dan menundukkan lawan tetapi konstruktif,
gelombangnya stabil.
Lalu, lihat pusaran energinya,
apakah ke kiri, ke kanan, vertikal atau horizontal.
Lihat cakra tubuh orang yang akan
memakai batu itu, apakah terlalu besar, sedang, atau kecil. Kalau
seandainya cakra tubuhnya sangat hiperaktif atau terlalu aktif
khususnya di bagian cakra limpa, solar plexus dan jantung, itu
berarti sangat cocok batu zamrud itu dibangkitkan energi intinya
menjadi maksimal dan terus dikoneksikan dengan cakra limpa, solar
plexus dan jantung orang itu.
Mula-mula, batu itu dibersihkan
dengan air garam dan diasapi dengan dupa harum untuk membersihkan
atau mengharmoniskan energi awalnya.
Setelah itu di-rajah dengan jari tangan dengan didahului
doa pada Tuhan, rajah dengan jari
tangan membentuk lingga dan yoni dengan mengucapkan password
tertentu. Lihat putaran cakra calon pemakai,
apakah hiperaktif, sedang atau hipoaktif.
Lihat warna atau aura dari
cakra tubuhnya -- gelap/kotor, sedang/terang atau bersih.
Jika kita sudah memastikan
semua itu, maka kita memprogram energi batu itu harmonis dengan
energi tubuh si pemakai. Rerajahan
batu zamrud adalah sing kara, dewanya
adalah Sang Kara, neptunya 1. Energi permata
yang telah maksimal dimasukkan lewat mulut ke cakra limpa, terus
ke cakra solar plexus dan ke cakra jantung. Setelah
mendapatkan penggabungan, maka energi ketiga cakra itu
akan menjadi harmonis dan akhirnya
orang tersebut bisa berhati jernih dan tidak buta untuk
mempertahankan kekuasaannya atau jabatannya dan langsung dikunci
dengan mudra penguncian bhuana alit. Setelah penguncian, selama
batu dipakai, maka akan secara
terus-menerus energinya bersinergi dengan ketiga cakra tadi untuk
mempertahankan kekuasaan atau jabatan seseorang.
0 comments:
Post a Comment