google-site-verification: google36588831a98f52ad.html

Thursday, November 1, 2012

Memprogram Energi Batu Mirah dan Zamrud


Dalam pelaksanaan pembangkitan dan harmonisasi energi inti batu mulia yang berhubungan dengan tubuh manusia di Bali khususnya, sangat erat kaitannya dengan hukum koneksitas antara bhuana agung (makrokosmos) dengan bhuana alit (mikrokosmos) tubuh manusia.
---------

PEMBAHASAN tersebut tak bisa dilepaskan dengan (1) jenis batu yang akan diprogram atau yang akan dibangkitkan energi intinya, (2) besar/kecil energi awal batu, (3) sifat awal energi batu, (4) arah putaran energi batu, (5) besar/kecil cakra tubuh si pemakai batu, (6) arah putaran atau rotasi dari cakra tubuh si pemakai batu, (7) warna atau aura tubuh si pemakai, (8) dewa-dewa serta senjatanya dari organ tubuh manusia tersebut, dan (9) hari lahir, nama, neptu, bintang dari orang tersebut.
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk membangkitkan atau memprogram batu itu adalah air garam, dupa harum, kembang, dan satu ruang khusus yang steril dan bagi yang agama Hindu dilengkapi dengan upakara.

Batu Mirah
Suatu contoh, memprogram batu mirah untuk pengobatan penyakit lemah syahwat. Seorang pemrogram batu mulia mesti mempersiapkan diri dengan matang dan mohon perkenan Tuhan untuk memberkati pekerjaan tersebut. Dalam agama Hindu, dia akan mempersiapkan diri yang pada akhirnya ngrangsukan atau ngelinggihang dewa di awak atau memohon agar dewa Siwa berkenan berstana pada dirinya melalui Siwa Dwara.

Tahap berikutnya, lihatlah jenis batu yang akan diprogram. Bedakan jenis batu yang akan diprogram apakah dia jenis batu mirah birma, apakah siam, afrika, dll. Di Bali, orang kebanyakan menyukai batu mirah birma dan ceylon. Lalu, lihatlah dengan adnyana, apakah energi awal dari batu itu -- sedang, besar, atau terlalu kecil. Umumnya, energi batu mirah cukup besar. Perhatikanlah sifat awal energi itu, apakah kasar atau halus, bersifat destruktif, konstruktif atau invasif. Umumnya, energi batu mirah cukup besar dan kasar tetapi konstruktif, gelombangnya cukup besar.
Langkah berikut, lihat pusaran energinya, apakah ke kiri, ke kanan, vertikal, atau horizontal. Kemudian lihat cakra tubuh orang yang akan memakai batu itu, apakah terlalu besar, sedang, atau kecil. Jika cakra tubuhnya sangat hipoaktif atau pasif, khususnya di bagian cakra 1 (Muladara Cakra) dan cakra 2 (Svadhistana Cakra), itu berarti lemah syahwat yang dideritanya salah satu penyebabnya adalah energi cakra 1 dan dan cakra 2-nya sangat minim. Maka, sangatlah cocok batu mirah itu dibangkitkan energi intinya menjadi maksimal dan terus dikoneksikan dengan cakra 1 dan 2 orang itu.
Mula-mula batu itu dibersihkan dengan air garam dan diasapi dengan dupa harum untuk membersihkan menyembuhkan dari energi awal batu itu. Setelah itu ditulis atau di-rajah dengan jari tangan, didahului dengan doa pada Tuhan, rajah dengan jari tangan membentuk lingga dan yoni dengan mengucapkan password tertentu.
Lihat putaran cakra orang yang akan memakai batu itu, apakah hiperaktif, sedang atau hipoaktif. Lihat pula warna atau aura dari cakra tubuh orang itu -- gelap/kotor, sedang/terang, atau bersih. Kalau kita sudah memastikan semua hal itu, maka kita bikin energi batu mulia itu harmonis dengan energi tubuh si pemakainya.
Rerajahan batu mirah adalah bang kara, dewanya Brahma, neptunya 9. Energi permata yang telah maksimal dimasukkan lewat hidung langsung ke hati, terus digabung dengan Muladara Cakra. Setelah penggabungan itu, Muladara Cakra yang awalnya bagi penderita lemah syahwat atau impoten energinya sangat lemah akan dipicu jadi maksimal dan akan otomatis mempengaruhi cakra seks. Swadhistana Cakra yang awalnya lemah juga menjadi aktif dan langsung dikunci dengan mudra penguncian bhuana alit. Setelah penguncian, selama batu itu dipakai, maka akan secara terus-menerus energinya bersinergi dengan cakra Muladara dan Swadhistana guna melakukan pengobatan terhadap organ-organ yang bermasalah tersebut.

Batu Zamrud
Contoh berikut adalah memprogram batu zamrud untuk kepentingan karier dan kekuasaan. Zaman dulu, seorang raja mempertahankan kejayaan kerajaannya dengan menggunakan batu zamrud. Batu zamrud, di antaranya, dapat dipergunakan untuk memperbesar kekuasaan, membawa keberuntungan, pandai bicara dan diplomatis.
Cara memprogramnya, pemrogram mempersiapkan diri dan mohon perkenan Tuhan. Dalam agama Hindu, dia akan ngrangsukan atau ngelinggihang dewa di awak atau memohon agar Dewa Siwa berkenan berstana pada dirinya melalui Siwa Dwara. Selanjutnya, lihat jenis batu yang akan diprogram. Lihat dengan adnyana, apakah energi awal dari batu itu sedang, besar, atau kecil. Umumnya, energi zamrud lembut dan berwibawa. Perhatikan sifat awal energi itu -- kasar atau halus, bersifat destruktif, konstruktif atau invasif. Umumnya, energi zamrud cukup harmonis dan menundukkan lawan tetapi konstruktif, gelombangnya stabil.
Lalu, lihat pusaran energinya, apakah ke kiri, ke kanan, vertikal atau horizontal. Lihat cakra tubuh orang yang akan memakai batu itu, apakah terlalu besar, sedang, atau kecil. Kalau seandainya cakra tubuhnya sangat hiperaktif atau terlalu aktif khususnya di bagian cakra limpa, solar plexus dan jantung, itu berarti sangat cocok batu zamrud itu dibangkitkan energi intinya menjadi maksimal dan terus dikoneksikan dengan cakra limpa, solar plexus dan jantung orang itu.
Mula-mula, batu itu dibersihkan dengan air garam dan diasapi dengan dupa harum untuk membersihkan atau mengharmoniskan energi awalnya. Setelah itu di-rajah dengan jari tangan dengan didahului doa pada Tuhan, rajah dengan jari tangan membentuk lingga dan yoni dengan mengucapkan password tertentu. Lihat putaran cakra calon pemakai, apakah hiperaktif, sedang atau hipoaktif. Lihat warna atau aura dari cakra tubuhnya -- gelap/kotor, sedang/terang atau bersih.
Jika kita sudah memastikan semua itu, maka kita memprogram energi batu itu harmonis dengan energi tubuh si pemakai. Rerajahan batu zamrud adalah sing kara, dewanya adalah Sang Kara, neptunya 1. Energi permata yang telah maksimal dimasukkan lewat mulut ke cakra limpa, terus ke cakra solar plexus dan ke cakra jantung. Setelah mendapatkan penggabungan, maka energi ketiga cakra itu akan menjadi harmonis dan akhirnya orang tersebut bisa berhati jernih dan tidak buta untuk mempertahankan kekuasaannya atau jabatannya dan langsung dikunci dengan mudra penguncian bhuana alit. Setelah penguncian, selama batu dipakai, maka akan secara terus-menerus energinya bersinergi dengan ketiga cakra tadi untuk mempertahankan kekuasaan atau jabatan seseorang.


Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment