google-site-verification: google36588831a98f52ad.html

Sunday, December 2, 2012

KARENA TIDAK PERAWAN BUPATI GARUT CERAIKAN ABG DENGAN SMS ???


 
Pernikahan, sebenarnya hal yang wajar bahkan wajib dilakukan oleh manusia. Namun pernikahan akan menjadi topik yang hangat diperbincangkan ketika pengantinnya datang dari kalangan pejabat. Apalagi pemimpin daerah itu mempersunting wanita baru gede alias anak baru gede (ABG), polemik pun muncul, ada yang setuju ada juga yang mengecam.

Beberapa hari yang lalu, Kabupaten Garut, Jawa Barat menjadi sorotan publik lantaran Bupati Aceng HM Fikri menikah lagi secara siri dengan seorang gadis berusia 18 tahun. Pernikahan antara bupati berusia 40 tahun tersebut dengan gadis berinisial FO itu terjadi pada 14-17 Juli 2012 lalu.

Ketika menikahi FO, Aceng mengiming-imingi sejumlah uang untuk keperluan ABG itu dan keluarganya. Suami Nurrohimah itu menjanjikan FO uang senilai Rp 43 juta, Rp 20 juta untuk membenahi kontrakan FO dan keluarganya dan Rp 23 juta untuk biaya umrah. Uang senilai Rp 20 juta sudah dilaksanakan, tapi Rp 23 juta tidak ada pernah diberikan oleh Aceng.


Parahnya lagi, Aceng menceraikan FO melalui pesan singkat. Alasannya gadis yang baru menyelesaikan studi SLTA sudah tak perawan lagi. Pasca berpisah setelah nikah siri dengan Aceng, kondisi FO mengalami depresi. Warga Kampung Cukanggaleuh Desa Dunguswiru Kecamatan Balubur Limbangan itu belum bisa bersosialisasi dengan lingkungannya.

Terkait pemberitaan ini, Bupati Garut Aceng HM Fikri sempat mengundang sejumlah media secara khusus ke rumah dinasnya Senin (27/11). Dalam pertemuan itu, Aceng tidak secara tegas membantah adanya pernikahan dan perceraian antara dirinya dengan FO.

"Ini persoalan privasi keluarga, yang orang lain itu tidak perlu tahu, ini ranahnya privasi, semua orang punya privasi dan harus dilindungi, saya menganggap ini sebuah peristiwa dan sudah diselesaikan lima bulan lalu," kata Aceng.


Masih di kawasan Jawa Barat, Kota Bogor juga pernah heboh ketika Wali Kota Diani Budiarto menikah lagi dengan anak baru gede bernama Siti Indriyani (19). Resepsi pernikahan itu digelar di salah satu rumah mewah di Cluster Panorama, perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR), Kecamatan Bogor Selatan, Kamis (23/6/2011).

Prosesi pernikahan antara Diani dengan perempuan yang beralamat di Jakarta Selatan itu berlangsung secara tertutup. Wartawan yang mengetahui pernikahan wali kota yang keempat kalinya itu langsung merangsek ke  
perumahan mewah tersebut. Namun dihadang oleh pihak sekuriti yang berpakaian safari dan beberapa orang yang memakai batik.

Berkembang isu di Pemkot Bogor, pernikahan itu berlangsung saat istri Diani, Fauziah Budiarto terbaring sakit di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Siapa Siti? Siti merupakan salah seorang karyawan sebuah kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Saat itu, Siti sempat drop out dari sekolahnya. Namun setelah kenal dengan Diani, dia lantas membiayai sekolah Siti sampai gadis belia itu tamat sekolah.

Kepala Bagian Humas Pemkot Bogor Asep Firdaus membenarkan penikahan Wali Kota Diani dengan Siti. "Wali Kota telah menikah lagi, itu memang benar dan beliau telah sah menikah," ujar Asep.

Menurut Asep, Diani menikah secara sah, baik agama maupun negara. "Saya berpendapat bahwa seseorang seperti Diani Budiarto berani terbuka untuk menikah lagi daripada melakukan hal-hal yang negatif. Ini patut dihargai. Lain dari itu, Diani sudah tidak lagi terikat PP Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkimpoian dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil. Pasalnya, Diani telah pensiun menjadi pegawai negeri sipil tapi masa jabatannya sebagai wali kota baru akan berakhir pada 2014," kata Asep.
MERDEKA.COM, Bupati Garut Aceng HM Fikri menjadi perbincangan warganya. Bupati berusia 40 tahun itu menikah lagi secara siri dengan seorang gadis berusia 18 tahun. Gadis bernama FO itu kemudian diceraikan empat hari kemudian, alasannya karena sang gadis tidak perawan lagi.
Kasus ini menjadi perhatian nasional. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku akan memanggil Aceng untuk meminta keterangan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar juga mendukung langkah jika FO mau melanjutkan proses hukum.
"Kalau memang dilakukan upaya hukum, ya kita dukung upaya hukum itu," kata Linda.
Sementara perhatian Aceng tersedot masalah pernikahan dengan ABG, infrastruktur Garut tak terurus. Anak SD terpaksa sekolah naik rakit akibat jembatan yang ambruk tak kunjung diperbaiki.
Puluhan siswa SD dan SMP Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali bersekolah menggunakan rakit, Rabu, karena air sungai meluap sedangkan jembatan sebagai akses jalan utama ambruk sejak Januari 2012. Demikian dikutip dari antara.
Salah seorang guru SDN Mekarmukti 2, Asep Sopendi, mengatakan siswa yang tinggal di Kampung Cadas Bodas, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, sebelumnya sejak dua pekan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar karena Sungai Cisanggiri meluap sejak memasuki musim hujan.
Dia mengatakan siswa SD yang tinggal di seberang sungai berjumlah 90 orang, sejak jembatan ambruk, biasanya mereka menyeberang dengan turun ke sungai.
Namun hujan yang terus mengguyur setiap hari, kata Asep, mengakibatkan seringkali anak didiknya tidak dapat sekolah karena arus sungai deras.
"Kalau dipaksakan menyeberang akan berbahaya, makanya siswa kami lebih memilih tidak sekolah dan sekolah juga memakluminya," kata Asep.
Sementara itu, Pembantu Kepala SMP Satu Atap Cibalong, Pepen Purnama, mengatakan anak didiknya yang tinggal di kampung seberang sebanyak 42 orang.
Sebagian siswa itu, kata Pepen, tidak dapat sekolah ketika Sungai Cisanggiri meluap, namun beberapa orang siswa lainnya ada yang sekolah menggunakan sepeda motor dengan memutar arah dengan jarak tempuh selama satu jam.
"Ada siswa kami yang ke sekolah memakai sepeda motor dengan cara memutar arah yang jaraknya jauh. Badan jalannya juga rusak," katanya.
Salah seorang siswa SD kelas IV, Yayu Yuliandini mengaku senang bisa kembali sekolah meskipun harus menggunakan rakit saat menyeberang sungai.
Dia berharap, pemerintah segera memperbaiki jembatan yang ambruk agar mudah dan merasa aman saat menyeberangi sungai.
"Nyeberang naik rakit sebenarnya takut, maunya jembatan dibangun lagi agar aman saat pergi sekolah " katanya.
Ironis memang.
Sumber: Merdeka.com

Bupati Garut Aceng HM Fikri menjadi perbincangan warganya. Bupati berusia 40 tahun itu menikah lagi secara siri dengan seorang gadis berusia 18 tahun. Gadis bernama FO itu kemudian diceraikan empat hari kemudian, alasannya karena sang gadis tidak perawan lagi.
Kasus ini menjadi perhatian nasional. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku akan memanggil Aceng untuk meminta keterangan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar juga mendukung langkah jika FO mau melanjutkan proses hukum.
"Kalau memang dilakukan upaya hukum, ya kita dukung upaya hukum itu," kata Linda.
Aceng sendiri mengaku semua permasalahan sudah diselesaikan. Dia heran masalah ini dibesar-besarkan. Aceng menduga ada motif politik di balik kasus ini untuk menyerang dirinya.
Sementara perhatian Aceng tersedot masalah pernikahan dengan ABG, infrastruktur Garut tak terurus. Anak SD terpaksa sekolah naik rakit akibat jembatan yang ambruk tak kunjung diperbaiki.
Puluhan siswa SD dan SMP Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali bersekolah menggunakan rakit, Rabu, karena air sungai meluap sedangkan jembatan sebagai akses jalan utama ambruk sejak Januari 2012. Demikian dikutip dari antara.
Salah seorang guru SDN Mekarmukti 2, Asep Sopendi, mengatakan siswa yang tinggal di Kampung Cadas Bodas, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, sebelumnya sejak dua pekan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar karena Sungai Cisanggiri meluap sejak memasuki musim hujan.
Dia mengatakan siswa SD yang tinggal di seberang sungai berjumlah 90 orang, sejak jembatan ambruk, biasanya mereka menyeberang dengan turun ke sungai.
Namun hujan yang terus mengguyur setiap hari, kata Asep, mengakibatkan seringkali anak didiknya tidak dapat sekolah karena arus sungai deras.
"Kalau dipaksakan menyeberang akan berbahaya, makanya siswa kami lebih memilih tidak sekolah dan sekolah juga memakluminya," kata Asep.
Sementara itu, Pembantu Kepala SMP Satu Atap Cibalong, Pepen Purnama, mengatakan anak didiknya yang tinggal di kampung seberang sebanyak 42 orang.
Sebagian siswa itu, kata Pepen, tidak dapat sekolah ketika Sungai Cisanggiri meluap, namun beberapa orang siswa lainnya ada yang sekolah menggunakan sepeda motor dengan memutar arah dengan jarak tempuh selama satu jam.
"Ada siswa kami yang ke sekolah memakai sepeda motor dengan cara memutar arah yang jaraknya jauh. Badan jalannya juga rusak," katanya.
Salah seorang siswa SD kelas IV, Yayu Yuliandini mengaku senang bisa kembali sekolah meskipun harus menggunakan rakit saat menyeberang sungai.
Dia berharap, pemerintah segera memperbaiki jembatan yang ambruk agar mudah dan merasa aman saat menyeberangi sungai.
"Nyeberang naik rakit sebenarnya takut, maunya jembatan dibangun lagi agar aman saat pergi sekolah " katanya.
Ironis memang.
 


Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment